Maladewa, yang terdiri dari lebih dari seribu pulau tropis di Samudra Hindia, memiliki ekosistem yang unik dan sangat bergantung pada keanekaragaman hayati laut dan darat. Meskipun negara ini tidak memiliki hutan besar seperti negara-negara tropis lainnya, berbagai proyek konservasi alam dan penghijauan telah dikembangkan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah 10 kawasan alam dan inisiatif hutan yang mendukung ekosistem dan kesejahteraan di Maladewa pada tahun 2025:
- Hutan Mangrove di Pulau Baa Atoll – Mangrove di Baa Atoll berfungsi sebagai penghalang alami terhadap erosi pantai dan badai tropis. Selain itu, hutan mangrove ini mendukung keanekaragaman hayati dengan menyediakan habitat bagi berbagai spesies ikan dan burung, yang berkontribusi pada ekosistem perikanan lokal.
- Hutan Mangrove di Pulau Hinnavaru – Pulau ini memiliki kawasan mangrove yang memainkan peran penting dalam menjaga ekosistem pesisir. Hutan mangrove di sini juga berfungsi dalam mitigasi perubahan iklim dengan menyerap karbon dan menyediakan sumber daya alam yang berguna bagi masyarakat setempat.
- Hutan Bakau di Pulau Thulusdhoo – Hutan bakau di Thulusdhoo sangat penting dalam menjaga kualitas air dan tanah. Selain itu, kawasan ini juga mendukung kegiatan wisata alam yang berkelanjutan, membantu perekonomian lokal melalui pariwisata berbasis ekosistem.
- Taman Laut di Pulau Ari Atoll – Meskipun lebih dikenal dengan terumbu karangnya, pulau-pulau di Ari Atoll juga memiliki ekosistem hutan yang terhubung dengan lingkungan laut. Taman laut ini membantu dalam konservasi kehidupan laut dan mendukung kegiatan pariwisata yang membawa manfaat ekonomi bagi penduduk setempat.
- Pulau Kudahuvadhoo – Pulau ini memiliki inisiatif penghijauan dengan menanam pohon-pohon tropis untuk memerangi erosi pantai dan memberikan naungan bagi masyarakat. Selain berfungsi dalam pengelolaan tanah dan air, hutan-hutan kecil ini juga membantu meningkatkan kualitas hidup penduduk setempat.
- Pulau Maafushi – Maafushi, yang terkenal dengan wisata alamnya, juga memiliki beberapa kawasan penghijauan yang membantu dalam mengatur suhu mikro dan menyediakan ruang hijau untuk penduduk lokal. Hutan tropis di sini berfungsi dalam mitigasi bencana alam dan peningkatan kualitas hidup.
- Pulau Villingili – Sebagai salah satu pulau resort, Villingili memiliki banyak pohon tropis yang ditanam untuk menjaga ekosistem lokal. Pohon-pohon ini juga membantu dalam pengendalian erosi pantai dan memberikan habitat untuk fauna lokal yang penting untuk keseimbangan ekosistem.
- Hutan Kecil di Pulau Dhigurah – Pulau Dhigurah dikenal dengan kebijakan penghijauan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan menyediakan ruang hijau bagi masyarakat. Kawasan hutan kecil ini mendukung keberagaman hayati lokal dan berfungsi dalam pengelolaan air dan udara.
- Hutan Pantai di Pulau Fuvahmulah – Pulau Fuvahmulah memiliki ekosistem pantai yang kaya dengan vegetasi lokal yang membantu mengurangi dampak perubahan iklim. Hutan pantai ini penting untuk mengelola erosi dan memberikan ruang bagi kegiatan pertanian kecil serta ekowisata.
- Proyek Penghijauan di Pulau Gaafu Alif Atoll – Proyek penghijauan di Gaafu Alif Atoll berfokus pada penanaman pohon-pohon tropis untuk meningkatkan keanekaragaman hayati dan mencegah erosi tanah. Inisiatif ini juga mendukung perekonomian lokal melalui ekowisata dan pertanian berkelanjutan.
Meskipun Maladewa tidak memiliki hutan besar seperti negara-negara tropis lainnya, inisiatif penghijauan, konservasi mangrove, dan perlindungan ekosistem pesisir memainkan peran penting dalam mendukung kesejahteraan negara. Hutan-hutan kecil dan kawasan ekosistem pesisir yang sehat ini juga berfungsi dalam mitigasi perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan, dan membantu memperkuat perekonomian melalui pariwisata berbasis alam. Dengan langkah-langkah ini, Maladewa dapat menjaga kelestarian alam dan meningkatkan kualitas hidup warganya pada tahun 2025 dan seterusnya.
